Books I Ate This Month (Edisi Oktober / Edisi Barakamon!)
![]() |
| Cuman foto ini yang lumayan mendingan :) |
Hai, selamat malam. Akhirnya aku bisa nulis lagi setelah sekian lama gak nulis, wkwk. Sesuai judulnya, kali ini aku mau ngerekap buku apa aja yang habis kubaca beberapa waktu yang lalu. Niatnya mau dibikin list berbeda-beda gitu kan, tapi karena setelah sadar kalau buku yang kubaca semuanya komik dan semuanya Barakamon, ya udah. Tulisan kali ini spesial membahas tentang Barakamon, (yeayyyy!!!). Ya udah kalau gitu langsung aja, ini dia!
Barakamon [Vol 7-16]
1. Barakamon vol 7
Aku bakal bicara tentang highlight pribadiku aja. Di volume ini yang paling berkesan adalah cerita sewaktu Naru dkk tampil di panggung pementasan sekolah dimana Naru dkk harus mementaskan drama, mempresentasikan hasil pengamatan yang dilakukan sewaktu musim panas, dan ketika masing-masing dari mereka di akhir pementasan melaporkan perkembangan diri masing-masing. That's so touching. Aku yang notabene cuman pembaca jadi ngerasa punya anak masa :') Kayak ketika mereka bilang bahwa mereka udah bisa naik sepeda roda satu, udah bisa lari kencang, udah bisa main piano walau cuman do-re-mi doang, aku berasa :'))) Aku ngerasa jadi emak-emak :') Apalagi ketika Naru, yang paling akhir berbicara, bilang bahwa dia udah pinter nulis kaligrafi, aku ngerasa :'))) Ya gitu deh, hehe. Aku gak tahu apakah memang hanya aku atau yang lain ketika baca bagian itu juga ngerasain yang sama, tapi yang jelas aku bisa bilang kalau Yoshino-sensei bisa banget nyentuh hati pembaca. Bagian lain ketika Naru dkk juga Handa-sensei main ke kediaman Nenek Kiyo yang lagi sakit. Ketika Naru yang notabenenya polos terlibat pembicaraan serius dengan Nenek Kiyo. Aku juga suka bagian itu :)
2. Barakamon vol 8
Di volume ini, ada kisah tentang Miwa, Tama dkk yang lagi studi tur, tentang Handa-sensei yang disuruh ngumumin pengumuman lewat toa dari balai desa dan suaranya jadi gemeteran wkwk, terus di akhir, kisah tentang pemakaman Nenek Kiyo :( Sedih banget ketika tahu Nenek Kiyo meninggal, apalagi di bagian Iku yang nangis kejer :'(( Ada yang sibuk nyesut idungnya waktu itu :(
3. Barakamon vol 9
Di volume ini, highlightku di bagian ketika desa Nanattake melawan desa Rokunosaki dalam festival olahraga se-Kabupaten. Handa-sensei didaulat jadi salah satu peserta lari estafet untuk rentang tahun 20-an since di desa itu kekurangan pemain di umur segitu wkwk. Jadilah dia latihan. Tapi pas hari-H, dia malah kecapekan gara-gara kemarinnya disuruh bikin papan nama XD tapi syukurlah itu gak bertahan lama. Ketika pertandingan udah dimulai dan ketika Hiro melakukan sedikit kesalahan, Sensei berubah jadi mode serius. Uh, keren. Dia lari nyaingin si rambut jamur, tapi di akhir tetep kalah desa Nanattakenya :( Karena ayahnya Miwa kesandung nih :( Tapi gak papa, esensi dari festival olahraga kan yang utama bukan menang/kalah, tapi gimana supaya semua warga desa bisa have fun dan melepas sejenak kepenatan dari kegiatan sehari-hari mereka (cielah wkwk). Pokoknya gitu deh, suka bagian dimana Sensei bilang bahwa dia menang dari kepala jamur aja belum cukup, bahwa mereka bertarung bersama-sama sebagai kesatuan, kalau Nanattake menang baru Sensei senang :'') That's ittt.
4. Barakamon vol 10
Kalau di volume ini, bagian tentang keluarga Sensei yang dateng ke Pulau. Itu seru banget. Ketika ayahnya Sensei ngajar anak-anak desa dan akhirnya si Kawa nyetusin ide gimana kalau anak dan ayah itu tarung untuk melihat kaligrafi siapa yang paling bagus dan berkenan di hati orang. Di sini Handa-sensei kecil hati karena ngerasa kalau tulisannya itu belum apa-apa dan ngerasa gak ada perkembangan sama sekali. Terus Sensei dinasihatin sama ayahnya, dibilang bahwa walaupun begitu Sensei itu adalah anak yang bekerja keras lebih dari siapa pun, bahwa gak masalah tulisan Sensei sifatnya manut karena itu melambangkan kepribadian Sensei dan walaupun Sensei berpikiran bahwa tulisannya membosankan karena mirip dengan huruf baku, ayah Sensei bilang bahwa kaligrafi Sensei sebenarnya menyentuh hati orang dengan kerja keras dan kesungguhan Sensei :''')
5. Barakamon vol 11
Di sini, bagian tentang Sensei yang diajak Naru dan Kakek tangkap gurita malem-malem. Wajah harus pake olesan gitu dan diucapin "Innoko kojin sama" untuk nolak bala dan lain-lain. Bagian ini refreshing banget. Kelihatan banget cara Sensei ngejaga Naru yang masih bocah :') Momen ketika Sensei bilang bahwa ada yang lebih bisa menjaga Naru dkk daripada dia, dan dibalas Naru dengan "Aku gak mau kalau bukan Sensei!" that's it. I'm done. Apalagi wajah Naru yang sungguh-sungguh ketika dia bilang gitu, bikin Sensei terpekur sebentar sebelum akhirnya percaya dirinya kembali lagi.
6. Barakamon vol 12
Ini merupakan volume favorit di antara semuanya. Bagian yang kusuka ada banyak di sini. Di volume ini, natal sampai di Nanattake. Natal selalu berkaitan dengan sinterklas, oleh karena itu anak-anak desa membuat permohonan untuk sinterklas berkenaan dengan kado yang mereka mau. Di akhir, ada bagian ketika Naru bilang bahwa dia sebenernya udah tahu kalau sinterklas itu gak ada. Lalu Sensei bilang bahwa bukannya Naru senang Santa mengabulkan permohonannya karena mengirimkan hadiah yang sama seperti yang Naru minta dan dijawab Naru dengan sinterklas mengirimkan hadiah yang berbeda dengan yang Kenta dkk minta, dan kalau Naru gak senang dengan hadiah yang dikasih Santa gak akan datang lagi dan Naru bakal kesepian :'''( Di situ, Naru ngomong hal itu dengan mata yang berlelehan air mata, gimana aku gak nangis coba :((( Anak sekecil itu nyimpen hal yang sedemikian menyakitkan, hati aku jadi nyeri :(( Naru anak yang polos dan selalu ceria, di situ dia nangis. I can't take it. Dan begitu juga Sensei. Dia jadi ikutan nangis, matanya berkaca-kaca denger Naru ngomong begitu, karena Naru kan cuman tinggal sama kakeknya doang jadi wajar kalau kesepian. Di saat anak lain ngerayain natal dan tahun baru dengan ayah-ibu mereka, Naru cuman seorang diri dengan kakek. Itu pun kakeknya sering ninggalin Naru karena sibuk ke sawah :'( Jadi wajarlah kalau Sensei bilang bahwa mau ada ayah atau gak ada, Sensei bakal terus nemenin Naru jadi Naru gak perlu khawatir karena Sensei bakal terus ada bersamanya :')
7. Barakamon vol 13
Di sini, bagian ketika Naru ikut Handa-sensei pulang ke Tokyo dan diajak jalan-jalan ke kebun binatang. Aku suka bagian itu, gimana Sensei merhatiin Naru banget. Terus di akhir, ada bagian ketika Sensei mutusin bahwa dia bakal berhenti jadi kaligrafer dan bakal buka kelas mengajar kaligrafi di desa untuk anak-anak.
8. Barakamon vol 14
Di sini, bagian ketika kedai Yamamura mau ditutup. Kedai Yamamura kalah pamor sama bar minuman keras sebelah jadi daripada menderita gak laku terus-menerus, ayahnya Miwa (pemilik kedai tsb) memutuskan untuk menutupnya. Di akhir, kedai tsb gak jadi ditutup karena Miwa bilang mau meneruskannya. Miwa memang gak bisa bilang itu dari awal tapi setelah ngelihat tulisan yang dibuat Sensei untuk kedai itu terakhir kalinya, hati Miwa jadi tergerak. Apalagi setelah dinasihatin sama Sensei kalau lanjutkanlah usaha minuman tsb demi tulisan yang Sensei buat. Damn the feeling.
9. Barakamon vol 15
Di sini, bagian ketika Sensei yang jatuh-bangun nyari murid untuk kelas kaligrafinya :') Terus usaha Naru untuk bikin Sensei dan Kawa baikan.
10. Barakamon vol 16
Di sini, bagian ketika Sensei dll ikut mengantar kepergian Hiro keluar Pulau. Momen ketika Hiro udah naik kapal, dan spanduk yang dibentangkan untuk mengantarkan kepergiannya malah bertuliskan kalimat promosi untuk penerimaan murid baru kelas kaligrafi dan bukannya kata-kata penyemangat :')))
And that's a wrap. Sampai jumpa di postingan berikutnya.
4. Barakamon vol 10
Kalau di volume ini, bagian tentang keluarga Sensei yang dateng ke Pulau. Itu seru banget. Ketika ayahnya Sensei ngajar anak-anak desa dan akhirnya si Kawa nyetusin ide gimana kalau anak dan ayah itu tarung untuk melihat kaligrafi siapa yang paling bagus dan berkenan di hati orang. Di sini Handa-sensei kecil hati karena ngerasa kalau tulisannya itu belum apa-apa dan ngerasa gak ada perkembangan sama sekali. Terus Sensei dinasihatin sama ayahnya, dibilang bahwa walaupun begitu Sensei itu adalah anak yang bekerja keras lebih dari siapa pun, bahwa gak masalah tulisan Sensei sifatnya manut karena itu melambangkan kepribadian Sensei dan walaupun Sensei berpikiran bahwa tulisannya membosankan karena mirip dengan huruf baku, ayah Sensei bilang bahwa kaligrafi Sensei sebenarnya menyentuh hati orang dengan kerja keras dan kesungguhan Sensei :''')
5. Barakamon vol 11
Di sini, bagian tentang Sensei yang diajak Naru dan Kakek tangkap gurita malem-malem. Wajah harus pake olesan gitu dan diucapin "Innoko kojin sama" untuk nolak bala dan lain-lain. Bagian ini refreshing banget. Kelihatan banget cara Sensei ngejaga Naru yang masih bocah :') Momen ketika Sensei bilang bahwa ada yang lebih bisa menjaga Naru dkk daripada dia, dan dibalas Naru dengan "Aku gak mau kalau bukan Sensei!" that's it. I'm done. Apalagi wajah Naru yang sungguh-sungguh ketika dia bilang gitu, bikin Sensei terpekur sebentar sebelum akhirnya percaya dirinya kembali lagi.
6. Barakamon vol 12
Ini merupakan volume favorit di antara semuanya. Bagian yang kusuka ada banyak di sini. Di volume ini, natal sampai di Nanattake. Natal selalu berkaitan dengan sinterklas, oleh karena itu anak-anak desa membuat permohonan untuk sinterklas berkenaan dengan kado yang mereka mau. Di akhir, ada bagian ketika Naru bilang bahwa dia sebenernya udah tahu kalau sinterklas itu gak ada. Lalu Sensei bilang bahwa bukannya Naru senang Santa mengabulkan permohonannya karena mengirimkan hadiah yang sama seperti yang Naru minta dan dijawab Naru dengan sinterklas mengirimkan hadiah yang berbeda dengan yang Kenta dkk minta, dan kalau Naru gak senang dengan hadiah yang dikasih Santa gak akan datang lagi dan Naru bakal kesepian :'''( Di situ, Naru ngomong hal itu dengan mata yang berlelehan air mata, gimana aku gak nangis coba :((( Anak sekecil itu nyimpen hal yang sedemikian menyakitkan, hati aku jadi nyeri :(( Naru anak yang polos dan selalu ceria, di situ dia nangis. I can't take it. Dan begitu juga Sensei. Dia jadi ikutan nangis, matanya berkaca-kaca denger Naru ngomong begitu, karena Naru kan cuman tinggal sama kakeknya doang jadi wajar kalau kesepian. Di saat anak lain ngerayain natal dan tahun baru dengan ayah-ibu mereka, Naru cuman seorang diri dengan kakek. Itu pun kakeknya sering ninggalin Naru karena sibuk ke sawah :'( Jadi wajarlah kalau Sensei bilang bahwa mau ada ayah atau gak ada, Sensei bakal terus nemenin Naru jadi Naru gak perlu khawatir karena Sensei bakal terus ada bersamanya :')
7. Barakamon vol 13
Di sini, bagian ketika Naru ikut Handa-sensei pulang ke Tokyo dan diajak jalan-jalan ke kebun binatang. Aku suka bagian itu, gimana Sensei merhatiin Naru banget. Terus di akhir, ada bagian ketika Sensei mutusin bahwa dia bakal berhenti jadi kaligrafer dan bakal buka kelas mengajar kaligrafi di desa untuk anak-anak.
8. Barakamon vol 14
Di sini, bagian ketika kedai Yamamura mau ditutup. Kedai Yamamura kalah pamor sama bar minuman keras sebelah jadi daripada menderita gak laku terus-menerus, ayahnya Miwa (pemilik kedai tsb) memutuskan untuk menutupnya. Di akhir, kedai tsb gak jadi ditutup karena Miwa bilang mau meneruskannya. Miwa memang gak bisa bilang itu dari awal tapi setelah ngelihat tulisan yang dibuat Sensei untuk kedai itu terakhir kalinya, hati Miwa jadi tergerak. Apalagi setelah dinasihatin sama Sensei kalau lanjutkanlah usaha minuman tsb demi tulisan yang Sensei buat. Damn the feeling.
9. Barakamon vol 15
Di sini, bagian ketika Sensei yang jatuh-bangun nyari murid untuk kelas kaligrafinya :') Terus usaha Naru untuk bikin Sensei dan Kawa baikan.
10. Barakamon vol 16
Di sini, bagian ketika Sensei dll ikut mengantar kepergian Hiro keluar Pulau. Momen ketika Hiro udah naik kapal, dan spanduk yang dibentangkan untuk mengantarkan kepergiannya malah bertuliskan kalimat promosi untuk penerimaan murid baru kelas kaligrafi dan bukannya kata-kata penyemangat :')))
And that's a wrap. Sampai jumpa di postingan berikutnya.


Comments
Post a Comment